Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) Republik Indonesia (RI) melalui konsultannya dari Pusat Studi Pariwisata Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, akan melakukan kegiatan rembuk warga guna mensosialisasikan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri bidang pariwisata di dua desa di Kabupaten Lembata. Kegiatan itu dilakukan selama dua hari yakni Jumat-Sabtu (21-22/7/2011).
“Konsultan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI sudah tiba di Lewoleba. Namanya, Pak Desta Titi Raharjana,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lembata, Wens Pukan, ketika dihubungi Pos Kupang dari Kupang, Kamis (21/7 2011).
Dikatakan, pada hari Kamis, kegiatan rembuk warga dilangsungkan di Desa Belabaja, Kecamatan Nagawutun. Kemudian pada hari kedua di Desa Lamalera A, Kecamatan Wulandoni.
Menurut Wens, rembuk desa bertujuan mensosialisasikan manfaat PNPM Mandiri bidang pariwisata kepada masyarakat, kelompok, dan para pemangku kepentingan atau stakeholder. “Kita harapkan agar masyarakat, pemerintah desa, tokoh adat dan pendidikan, tokoh masyarakat, seniman, dan semua pihak bisa menghadiri kegiatan rembuk desa,” kata Wens.
Kepala Sub Bagian Perencanaan Program Dinas Pariwisata Lembata Dionisius Ola Wutun, S.E, menambahkan, kegiatan rembuk desa di Belabaja dan Lamalera A juga melihat sejauhamana kesiapan masyarakat menyambut kebijakan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI dalam memberdayakan masyarakat yang sadar terhadap pariwisata, seni dan budaya.
“Dalam pertemuan ini akan dibicarakan juga hal-hal teknis yang harus disiapkan masyarakat dan apara desa,” kata Dion dari Lewoleba, Rabu (20/7/2011). Ditambahkan, dalam kegiatan itu hadir fasilitator PNPM Mandiri Desa Belabaja, Hieronimus Ksakel Klobor, S.E, dan fasilitator PNPM Mandiri Wisata Desa Lamalera A, John Oleona, S.H.
Pembahasan Bersama
Anggota Komisi X DPR RI asal NTT, Dr. Jefri Riwu Kore, mengemukakan, Desa Belabaja dan Lamalera A merupakan dua dari dua puluh enam desa di NTT yang mendapat bantuan langsung masyarakat atau bantuan desa wisata. Masing-masing desa mendapat alokasi dana sebanyak Rp 70-100 juta dengan total bantuan sebesar Rp 2,03 miliar.
“Bantuan ini merupakan hasil pembahasan bersama Komisi X DPR RI dan telah ditetapkan berdasarkan keputusan Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata tanggal 1 Februari 2011 lalu,” ujar Jefri Kore melalui telepon dari Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (20/7/2011).
Sebelumnya, menurut Dirjen Pengembangan Destinasi Wisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Ir. Firmansyah Rahim, sejak dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2007, setiap kementerian meluncurkan PNPM sektoral masing-masing.
Kementerian Kebudayaan dan Periwisata mengintegrasikan menjadi program PNPM Mandiri Parisiwata. Misinya, memberdayakan masyarakat, terutama warga kurang mampu di wilayah sekitar destinasi wisata atau desa-desa wisata di seluruh Indonesia.
Menurut Firmansyah, pada 2011 PNPM Mandiri Pariwisata sudah menjangkau 569 desa di 33 propinsi, dan program ini masih akan terus berlanjut.
“Untuk lebih menggerakkan usaha masyarakat di bidang pariwisata, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata juga bekerja sama dengan BRI dengan memberikan fasilitas pembiayaan melalui paket KUR (kredit usaha rakyat) yang dimulai pada tahun 2011 ini,” kata Firmansyah.
Sumber: Pos Kupang, 22 Juli 2011
Ket foto: Cahyo Adjie, wartawan EVENGUIDE Jakarta berpose di depan kantor Desa Belabaja di sela-sela tugas jurnalistiknya di Lembata, Maret-April 2010 (gbr 1).
Salah satu sudut desa (gbr 2) dan para penari Sanggar Lima Lia bersiap menyambut para tamu dari Lewoleba, kota Kabupaten Lembata (gbr 3).
Foto-foto: dok. Ansel Deri
Ket foto: Cahyo Adjie, wartawan EVENGUIDE Jakarta berpose di depan kantor Desa Belabaja di sela-sela tugas jurnalistiknya di Lembata, Maret-April 2010 (gbr 1).
Salah satu sudut desa (gbr 2) dan para penari Sanggar Lima Lia bersiap menyambut para tamu dari Lewoleba, kota Kabupaten Lembata (gbr 3).
Foto-foto: dok. Ansel Deri